Ranggonseni.com, - Dilansir dari kanal Youtube RSTV pada Jumat (17/11/2023) oleh Lebe Karyoto, sekaul kanda, sebelum terbentuknya Desa Gadingan, desa ini hanya pecantilan. Berdasarkan versi kekandaan pada abad 16 M, ada seorang perempuan yang bernama Nyi Suwarih datang ke tempat ini, dia adalah seorang keturunan Kesultanan Cirebon.
Seriwayat mengatakan Nyi Suwarih adalah nama samaran, aslinya adalah telik sandi dari Cirebon, yakni Nyi Mas Gandasari. Seorang pendekar wanita yang sakti mandraguna, putri angkat dari Pangeran Cakrabuana.
Dalam lakon ‘Burak Pajajaran’ Nyi Suwarih adalah senopati perang Kesultanan Cirebon yang berhasil menaklukan Prabu Cakraningrat atau Pangeran Surawisesa untuk meneken perjanjian damai.
Setelah berakhirnya perang Cirebon-Galuh, Nyi Suwarih melakukan tapak tilas menelusuri jejak para tokoh penyebar agama Islam di tanah Dermayu. Selama perjalanannya itu ia membawa tetekan sakti dari pring gading.
Ketika sampai di wilayah yang tidak ada pemimpinnya, ia pun untuk sementara menetap di sana. Pedukuhan ini banyak ditumbuhi pohon bambu, ia berpikir untuk memanfaatkannya.
Ia mengajak warga dan mengajarinya kerajinan bambu. Membuat perabotan dan perkakas dari anyaman bambu. Seperti tampah, brinjang, cotom ketu, tenong, cepon, ceting dan lainnya.
Gelise wong kanda, Nyi Suwarih dipanggil oleh Sultan Cirebon untuk menjalankan sebuah tugas. Kepemimpinan desa digantikan oleh orang lain. Tetekan sakti miliknya ditancapkan sebagai tetenger napak tilas dirinya.
Tongkat itu kemudian tumbuh dan mengeluarkan tunas. Makin besar dan makin rindang menjadi pohon bambu kuning. Untuk menghargai dan mengabadikan namanya ia digelari dengan sebutan Nyi Gede Gading.
Lambat laun penduduk makin bertambah, desa ini kemudian dikenal dengan sebutan Desa Gadingan. Demikianlah asal-usul Desa Gadingan. Wonten laler wilis, pentelas-pentelis, ya wis. Bener orane, mung sederma nyeritakena. Bobade kula bobade sing dongengna. (Meneer Pangky/RS)***
Baca konten lainnya di Google News
