Ranggonseni.com, - Dilansir dari kanal Youtube RSTV pada Jumat (29/9/2023) oleh Lebe Karyoto, seriwayat mengatakan sebelum Raden Wiralodra, wilayah Padukuhan Dermayu sudah ada kerajaan kecil di pesisir pantai utara dengan seorang ratu yang memimpin kerajaan itu.
Adalah Ratu Lobama Wati namanya, seorang putri kerabat jauh dari Kerajaan Pajajaran, keturunan dari Prabu Siliwangi. Kerajaan ini bagian dari Kerajaan Pajajaran yang bercorak agama Hindu.
Ketika Ratu Lobama Wati menjadi pemimpin di kerajaan kecil pesisir utara, banyak mengalami gangguan terutama gangguan dari bangsa jin siluman Pulo Mas, yang dipimpin oleh Raja Werdinata.
Suatu ketika tiba-tiba masyarakat pesisir pantai Utara dilanda kekeringan dan marabahaya, sawah dan ladan kekeringan dan banyak dari warga masyarakat meninggal dunia karena kelaparan.
Datanglah seorang warga Masyarakat utusan dari desa itu kepada Pangeran Cakra Buana alias Ki Kuwu Sangkan di Pedukuhan Caruban.
Ketika Ratu Lobama Wati menjadi pemimpin di kerajaan kecil pesisir utara, banyak mengalami gangguan terutama gangguan dari bangsa jin siluman Pulo Mas, yang dipimpin oleh Raja Werdinata.
Suatu ketika tiba-tiba masyarakat pesisir pantai Utara dilanda kekeringan dan marabahaya, sawah dan ladan kekeringan dan banyak dari warga masyarakat meninggal dunia karena kelaparan.
Datanglah seorang warga Masyarakat utusan dari desa itu kepada Pangeran Cakra Buana alias Ki Kuwu Sangkan di Pedukuhan Caruban.
Kemudian berkata: "Tuanku Kanjeng Sunan, saya utusan Warga masyarakat pesisir utara Dermayu memohon bantuan pada kanjeng sunan bahwa masyarakat kami sedang dilanda musibah kekeringan dan kelaparan. Banyak warga yang meninggal dunia karena menginjak sisik ular berbisa".
Kuwu Sangkan menjawab, baiklah aku akan kesana.
Setelah tiba di pedukuhan pesisir pantai utara melakukan penerawangan batin, dan benar saja dilihatnya ada seekor ular naga tiris yang membuat petaka, yaitu dengan menyedot segala sumber mata air, baik yang di sawah maupun di ladang. Serta mengeluarkan bisa di mana-mana.
Setelah tiba di pedukuhan pesisir pantai utara melakukan penerawangan batin, dan benar saja dilihatnya ada seekor ular naga tiris yang membuat petaka, yaitu dengan menyedot segala sumber mata air, baik yang di sawah maupun di ladang. Serta mengeluarkan bisa di mana-mana.
Pangeran Cakra Buana dengan kesaktiannya yang mandra guna bisa mencekik kepala sang naga.
"Wahai Ular Naga Tiris tempatmu bukanlah di sini, tempatmu di Pulo Mas pulanglah! Aku akan bicara dengan Raja Werdinata supaya mengampunimu, asal engkau mau mengakui kesalahan, karena berbuat makar itu sangatlah tidak dibenarkan oleh bangsamu".
Rupanya Naga Tiris Itu tidak mau menuruti perintah P. Cakra Buana terlebih melawan kepada Ki Kuwu, akhirnya pertempuran pun terjadi. Lewat kesaktian dan pusaka kasang putih miliknya, sang naga dan bala tentaranya bisa masuk dan dibelenggu.
Rupanya Naga Tiris Itu tidak mau menuruti perintah P. Cakra Buana terlebih melawan kepada Ki Kuwu, akhirnya pertempuran pun terjadi. Lewat kesaktian dan pusaka kasang putih miliknya, sang naga dan bala tentaranya bisa masuk dan dibelenggu.
"Ampun tuan! sapta kulina jalma, tujuh turunan kami nggak bakal melawan, dan kami siap setia mengabdi kepada tuan".
Karena merasa iba dan kasihan, Ki Kuwu mengampuninya walau tetap terbelenggu. Kemudian mencarikan sumber mata air untuk tempat tinggal mereka.
"Tinggallah engkau sumur di sini dan hidup rukunlah terhadap manusia di sekelilingmu dan aku uji kesetiaanmu padaku"
Sampailah pada suatu masa, Ratu Lobama Wati merasa sangat tersentuh hatinya untuk sekian kalinya cobaan datang terhadap rakyatnya, pada masa itu masyarakat pesisir utara mengalami musibah kekeringan yang berkepanjangan hingga rakyat pada kelaparan dan banyak yang meninggal dunia
Ratu Lobama Wati melakukan pertapaan dalam rangka mencari solusi untuk Rakyatnya, sampailah sebuah wangsit datang padanya.
Sampailah pada suatu masa, Ratu Lobama Wati merasa sangat tersentuh hatinya untuk sekian kalinya cobaan datang terhadap rakyatnya, pada masa itu masyarakat pesisir utara mengalami musibah kekeringan yang berkepanjangan hingga rakyat pada kelaparan dan banyak yang meninggal dunia
Ratu Lobama Wati melakukan pertapaan dalam rangka mencari solusi untuk Rakyatnya, sampailah sebuah wangsit datang padanya.
"Ambilah air dari sumber Mata air Tiris dan siramkan pada 4 penjuru tanah!"
Baca konten lainnya di Google News
Maka dengan segera Ratu Lobama Wati memerintahkan pamannya yakni Patih Wira Setro untuk mencari Sumur Tiris. Berangkatlah sang patih beserta pasukannya mencari Sumur tiris.
Singkat cerita Sumur Tiris telah diketemukan, dengan segera patih Wira Setro dan ponggawanya membersihkan membabad semak belukar, tanaman yang menutupi sumur tiris itu, semuanya merasa kaget bahwa alang-alang yang ditebang mengeluarkan darah seperti darah manusia dan ada suara teriakan dan tangisan dari dalam sumur tiris itu.
Sesaat Patih Wira Setro dengan kesaktiannya melakukan penerawangan, benar saja tuanku boleh mengambil air sumur ini dengan syarat, berikan ketiga pusaka pada kami.
Singkat cerita Sumur Tiris telah diketemukan, dengan segera patih Wira Setro dan ponggawanya membersihkan membabad semak belukar, tanaman yang menutupi sumur tiris itu, semuanya merasa kaget bahwa alang-alang yang ditebang mengeluarkan darah seperti darah manusia dan ada suara teriakan dan tangisan dari dalam sumur tiris itu.
Sesaat Patih Wira Setro dengan kesaktiannya melakukan penerawangan, benar saja tuanku boleh mengambil air sumur ini dengan syarat, berikan ketiga pusaka pada kami.
- Pusaka Kamen Cinde Gubed, milik nyimas Baduran dari desa Bedulan
- Pusaka Bumbung Bumbas, Milik ki Ageng Tapak, Palimanan
- Pedang Jingkat Utara Sewu, milik Ki kuwu Sangkan Cirebon
Dan setelah mendengar ada syarat yang diajukan maka Patih Wira Setro melaporkan kepada Ratu Lobama Wati. Lalu sang ratu meminta bantuan pamannya yang sangat sakti yaitu Paman Wiragora, penguasa kali cimanuk.
Wiragora dapat menjalankan perintah dengan baik, tiga pusaka telah berhasil didapatkannya. Kemudian ketiga pusaka itu diberikan pada penghuni Sumur Tiris. Dan seketika terbukalah pintu sumur itu.
Wiragora dapat menjalankan perintah dengan baik, tiga pusaka telah berhasil didapatkannya. Kemudian ketiga pusaka itu diberikan pada penghuni Sumur Tiris. Dan seketika terbukalah pintu sumur itu.
Panglima Ular Naga Tiris dan pasukannya terbebas dari belenggu dan dipersilahkan pada Ratu Lobama Wati untuk mengambil airnya untuk disiramkan pada empat penjuru tanah kerajaannya.
Sedikit demi sedikit masyarakatnya kembali seperti semula dan terbebas dari bencana. Mengenai keberadaan Sumur Tiris sekarang berada di desa Pabean Ilir, sumber airnya sendiri (sumur) terkena abrasi laut sekitar 100 meter dari garis pantai.
Akan tetapi air dari sumur itu tetap tawar (adem) walau terendam air laut yang asin, mungkin ini adalah bukti salah satu karomah dari waliyullah Ki Kuwu Sangkan Cirebon, Wallahu Alam. Sekian. (Meneer Pangky/RS)***
Baca konten lainnya di Google News