Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Asal-Usul Desa Juntinyuat

Meneer Pangky
Sabtu, September 23, 2023 | 08:00 WIB Last Updated 2023-09-23T01:00:00Z
Ranggonseni.com, - Dilansir dari kanal Youtube RSTV pada Jumat (22/9/2023) oleh Lebe Karyoto, sekaul kanda diceritakan oleh orang tua jaman kuna perlu untuk mendongeng kepada anak cucu dengan maksud memberikan pelajaran penting akan tugas tanggungjawab amanat memimpin bangsa.

Anak muda sekarang harus mencontoh perilaku baik nenek moyangnya, ada peribahasa orangtua, anak putu harus memegang teguh ucapan dari leluhur, “kupat, lepet, tantang angin”.

Artinya “kukuhana barang papat, lepet kang rapet, aja nantang ucapan wong dingin”. Yakni netepi hukum syariat, tarekat, hakekat, makrifat. Kalau sudah didapat empat perkara tadi maka akan lahir empat perkara: sifat sidiq, amanah, fathonah, tabligh. Itulah keempat sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

Seriwayat ada raja Sunda Pajajaran berguru kepada Syekh Quro di Pulo Bata Karawang. Yaitu Prabu Siliwangi mendapatkan jodoh dengan seorang wanita bernama Nyai Subang Larang.

Dari perkawinannya mendapatkan tiga orang putra. Pangeran Walangsungsang atau Cakra Buana lahir 1423 M, Ratu Rarasantang atau Saripah Mudaim lahir 1426 M, Pangeran Sangara atau Pangeran Kiansantang lahir 1429 M.

Dari sinaloka kanda diceritakan, yaitu Pangeran Sangara yang mempunyai nama Pangeran Kiansantang yang mempunyai nama Syekh Rohmad Suci dan mendapatkan gelar agung Sunan Pancer, menyebarkan agama Islam di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya.

Beliau memiliki putra yaitu Ratu Fatimah yang sangat cantik rupawan karena suka mengembara mendapat julukan Jaka Kelana yakni seorang perempuan yang suka memakai baju laki-laki di dalam melakukan pengembaraanya.

Ratu Fatimah belajar ilmu agama dan ilmu kanuragan (kesaktian) kepada ayahnya, dan untuk memperdalam ilmu agama Ratu Fatimah diperintahkan berguru kepada Syekh Quro di Pulo Bata Karawang.

Ratu Fatimah berkenalan dan memadu kasih dengan R. Jarugem atau R. Samsudin alias Syekh Bentong alias Syekh Benting yakni putra Syekh Quro.

Setelah selesai berguru Ratu Fatimah diperintahkan berguru kepada uwaknya (kakak dari ayah) yaitu P. Walangsungsang untuk belajar ilmu ketatanegaraan.

Ayahandanya berpesan agar kelak mendirikan Kerajaan Pesisir Pantai Utara Lor Dremayu yang disebut Nagari Junti. Ratu Fatimah yang menjadi ratu di kerajaan baru itu dengan gelar Ratu Junti pada abad 14 M.

Berdasarkan naskah Merta Singa P. Walangsungsang sewaktu diangkat bergelar Arya Lumajang, Kerajaan Junti sudah berdiri terlebih dahulu. Keraton Kerajaan Junti dibuat dari bambu ori yang sangat indah. 

Ratu Junti terkenal dengan kecantikannya sehingga banyak dari para raja-raja yang melamar termasuk seorang panglima perang dari cina yakni Ki Dampo Awang tertarik melamar Ratu Junti.

Karena banyak laki-laki yang melamar ratu junti merasa kebingungan sehingga melakukan sayembara yang terkuat itulah pemenangnya, pada akhirnya keluarlah sebagai pemenang satu-satunya yaitu Ki Dampo Awang.

Ki Dampo Awang menagih janji dan siap mengawini Ratu Junti karna dia merasa dialah pemenangnya dalam sayembara itu, lain hal dengan Ratu Junti yang menolak dinikahi oleh Ki Dampo Awang karena beda agama.

Ratu Junti mengajukan syarat mau menikah dengan Ki Dampo Awang haruslah masuk Islam terlebih dahulu, Ki Dampo Awang menolak persyaratan itu, karna merasa dibodohi oleh Ratu Junti. Dia marah besar dan menghancurkan Keraton Pring Ori dengan tentaranya.

Ratu Junti kabur lari ke arah barat dari kejaran Ki Dampo Awang, sampelah pada satu tempat, mereka adu kesaksian (perang) dengan permusuhan yang sengit, maka di tempat itu terjadi desa dinamakan Desa Pemusuhan.

Ratu Junti merasa kalah dalam adu kesaktian akhirnya ia lari ke arah timur dengan cepat secepat kilat pada suatu tempat terdapat bambu yang menghalangi (pring nyungat), di tempat itu terjadi dinamakan Desa Juntinyuat.

Setelah badan Ratu Junti kecangkol bambu nyungat tadi, akhirnya Ratu Junti terjatuh (kedodok) maka di tempat itu terjadi dinamakan Desa Junti Kedokan.

Menghindari kejaran Ki Dampo Awang, Ratu Junti lari ke arah selatan tibalah pada satu tempat perkebonan, ia menyusup di tempat itu, maka kemudian tempat tersebut dinamakan Desa Junti Kebon.

Dan untuk menghindari kejaran Ki Dampo Awang, ia lari ke arah selatan di tempat itu Ratu Junti merasa kelelahan akhirnya tertangkap oleh Ki Dampo Awang, kedua tangan dan kakinya dibelenggu, waktu itu ratu junti merasa sangat takut sekali (kewedien) maka di tempat itu terjadi dinamakan Junti Weden.

Sudah memuncaklah birahi Ki Dampo Awang yang ingin menjamah kesucian Ratu Junti seketika itu juga tiba-tiba upaya Ki Dampo Awang digagalkan dengan datangnya seorang laki-laki bernama R. Jarugem atau Syekh Bentong.

Terjadilah pertempuran sengit antara Ki Dampo Awang dengan Syeh Bentong. Dampo Awang kalah, sebelum meninggal dia berkata: "wahai Ratu Junti, walau engkau cantik jelita, engkau tidak akan menikah dengan seorang lelaki pun (perawan sunti)".

Dan menurut keterangan memang benar sampe akhir hayat Ratu Junti tidak bersuami (perawan sunti) dan dalam keterangan lain Ratu Junti dinikahi Syeh Bentong dan diboyong di Pulo Bata Kerawang sampe akhir hayat beliau. Wallahu alam. Sekian. (Meneer Pangky/RS)***

Baca konten lainnya di Google News
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Asal-Usul Desa Juntinyuat

Trending Now