Ranggonseni.com, Sliyeg - Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI) dan Sanggar Kedung Penjalin (SKP) menyelenggarakan acara rutin bulanan 'Obral-Obrol' yang ke-38 di Bale Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Indramayu pada Minggu (26/02/2023).
Acara kali ini mengusung tema adat desa 'mapag tamba' yang sudah dijadikan WBTB, warisan budaya tak benda nasional. Selain budayawan dan seniman turut hadir pula Forkopimcam dan Forkopimda.
Semua peserta menyetujui dan mendorong agar diadakan mapag tamba festival, mengingat betapa pentingnya warisan budaya tersebut.
Sanggar Kedung Penjalin sebagai pemrakarsa mapag tamba festival, berharap event ini bisa terwujud seperti yang diungkapkan ketua sanggar, Pidri Agriyanto.
"Sehingga kita ingin adanya Festival Mapag Tamba atau Matafest. Puncak acara ini adalah penandatanganan persetujuan bersama atau komitmen bersama agar di tahun 2024 bisa diselenggarakannya festival,” ungkap Pidri.
Seperti yang diketahui bahwa ritus Mapag Tamba sendiri sudah dilakukan oleh masyarakat desa tugu sejak dahulu kala dan masih dilaksanakan hingga sekarang
"Sampai sekarang tradisi ini masih terjaga, namun di beberapa wilayah memang sudah hilang. Oleh karenanya kita ingin agar mapag tamba bisa terpublikasikan luas agar tetap lestari," ujar Lebe Karyoto, salah satu pemateri acara.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disdikbud Indramayu, Uum Umyati menyampaikan, pihaknya sangat mendukung inisiatif ini, tentu disampaikan kepada pimpinan, dan kita follow up.
Acara kali ini mengusung tema adat desa 'mapag tamba' yang sudah dijadikan WBTB, warisan budaya tak benda nasional. Selain budayawan dan seniman turut hadir pula Forkopimcam dan Forkopimda.
Semua peserta menyetujui dan mendorong agar diadakan mapag tamba festival, mengingat betapa pentingnya warisan budaya tersebut.
Sanggar Kedung Penjalin sebagai pemrakarsa mapag tamba festival, berharap event ini bisa terwujud seperti yang diungkapkan ketua sanggar, Pidri Agriyanto.
"Sehingga kita ingin adanya Festival Mapag Tamba atau Matafest. Puncak acara ini adalah penandatanganan persetujuan bersama atau komitmen bersama agar di tahun 2024 bisa diselenggarakannya festival,” ungkap Pidri.
Seperti yang diketahui bahwa ritus Mapag Tamba sendiri sudah dilakukan oleh masyarakat desa tugu sejak dahulu kala dan masih dilaksanakan hingga sekarang
"Sampai sekarang tradisi ini masih terjaga, namun di beberapa wilayah memang sudah hilang. Oleh karenanya kita ingin agar mapag tamba bisa terpublikasikan luas agar tetap lestari," ujar Lebe Karyoto, salah satu pemateri acara.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disdikbud Indramayu, Uum Umyati menyampaikan, pihaknya sangat mendukung inisiatif ini, tentu disampaikan kepada pimpinan, dan kita follow up.
"Insya Allah kami akan menyampaikan ke pimpinan, apalagi ini juga untuk kemajuan kebudayaan sendiri agar bisa dikenal oleh masyarakat luas," imbuhnya.
Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Indramayu, Verra Primawah juga sangat menyambut baik keinginan tersebut.
Jika benar bisa terselenggara, festival mapag tamba ini bakal menjadi yang pertama digelar di Indramayu. Melalui festival ini, menurutnya tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan luar daerah untuk datang ke Indramayu.
"Ini memang suatu potensi wisata budaya yang harus dipromosikan," ujarnya.
Yang menarik, adanya ungkapan dari pemateri Lebe Karyoto, bahwa nanti ada ksatria dari Alas Kedung Penjalin yang siap mengharumkan nama baik Desa Tugu di Indramayu.
"Mengko benjang ana Satria Tugalit sing bakal dadi ujung tombak lan dadi ujung tombok", ucapnya
Supali Kasim dan Ucha M. Sarna sama-sama menegaskan harus ada pembeda antara objek budaya yang sudah dan belum masuk WBTB. Ini kan sudah amanah dari UU Pemajuan Kebudayaan.
Puncak acara diakiri dengan penandatanganan komitmen bersama penyelenggaraan mapag tamba festival sebagai event tahunan di Indramayu. (Munawir Sazali/RS)***
Baca kabar lainnya di Google News
Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Indramayu, Verra Primawah juga sangat menyambut baik keinginan tersebut.
Jika benar bisa terselenggara, festival mapag tamba ini bakal menjadi yang pertama digelar di Indramayu. Melalui festival ini, menurutnya tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan luar daerah untuk datang ke Indramayu.
"Ini memang suatu potensi wisata budaya yang harus dipromosikan," ujarnya.
Yang menarik, adanya ungkapan dari pemateri Lebe Karyoto, bahwa nanti ada ksatria dari Alas Kedung Penjalin yang siap mengharumkan nama baik Desa Tugu di Indramayu.
"Mengko benjang ana Satria Tugalit sing bakal dadi ujung tombak lan dadi ujung tombok", ucapnya
Supali Kasim dan Ucha M. Sarna sama-sama menegaskan harus ada pembeda antara objek budaya yang sudah dan belum masuk WBTB. Ini kan sudah amanah dari UU Pemajuan Kebudayaan.
Puncak acara diakiri dengan penandatanganan komitmen bersama penyelenggaraan mapag tamba festival sebagai event tahunan di Indramayu. (Munawir Sazali/RS)***
Baca kabar lainnya di Google News