Ranggonseni.com - Syekh Quro adalah penyebar agama Islam pertama di Jawa Barat. Pangeran Cakra Buana, putra Prabu Siliwangi itu pun berguru kepadanya.
Ulama yang mendirikan pesantren di Karawang ini memiliki seorang putra. Jarugem namanya. Berparas tampan dan suka mbentongi. Berteduh di bawah pohon. Lalu mengupas buah-buah yang jatuh. Atas perilakunya itu, ia sering dipanggil Syekh Bentong.
Pada suatu hari, Sunan Giri datang berkunjung ke Karawang. Setelah bertemu Syekh Quro, ia melihat tubuh Jarugem yang kurus. Ia pun menghampiri dan menepuk pundak sambil berkata. "Duh mas Jarugem, sudah lama kamu tirakat. Insyaallah kelak termasuk golongan orang yang ma'rifatullah dan linuwih".
Syekh Bentong merasa gembira karena ucapan Sunan Giri itu. Ia merasa telah lulus. Guna mempertajam laku tapanya, ia ingin mengembara. Tak menunggu lama, ia pun berpamitan dan pergi meninggalkan pesantren ayahnya.
Dalam perjalanan ia singgah di Dermayu. Pada saat itu, konon di Dermayu sedang terjadi pageblug. Sedang ditimpa kesusahan. Tanam-tanaman layu. Pohon-pohonan kering-kerontang. Sawah-sawahpun puso setelah tandur.
Melihat musibah yang dialami penduduk di sekitar Sungai Cimanuk itu, timbullah rasa iba Syekh Bentong. Segera ia mengheningkan cipta. Tak berselang lama, tubuhnya mengeluarkan keringat. Tetesan peluh-peluhnya itu dikumpulkan ke dalam batok.
Ki Tani yang melihat dari kejauhan, merasa aneh lalu bertanya. "Untuk apa tuan mengumpulkan banyu kringet?"
Syekh Bentong menjawab. "Ambillah buyung dan air, lalu bawa ke sini!"
Setelahnya, Syekh Bentong mencampur air dan banyu kringet tersebut. "Siramlah tanaman tuan dengan air ini. Sedikit saja. Setetes dua tetes".
Seminggu berlalu. Tanaman, pepohonan dan pesawahan kembali segar. Menghijau kembali, ijo royo-royo. Peristiwa ajaib ini langsung tersebar luas di masyarakat. Hamba rakyat Dermayu berduyun-duyun datang meminta air obat itu.
Hal ini lalu terdengar oleh Dalem Dermayu. Dipanggillah Syekh Bentong ke pendopo. Ia disambut sukacita sebagai pahlawan. Dalem Dermayu membatin bahwa di hadapannya adalah seorang waliyullah sejati.
Demikianlah kisah persinggahan Syekh Bentong di Dermayu. Setelah diberi hadiah oleh sang adipati, ia melanjutkan perjalanan ke negara wetan untuk berguru ilmu kasunyataan sejati kepada Sunan Ampel Gading. (Meneer Pangky/RS)***