Sabtu 5 April 2025

Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Mapag Sri : Tradisi Syukur Panen Padi Masyarakat Indramayu

Meneer Pangky
Sabtu, April 02, 2022 | 07:00 WIB Last Updated 2022-04-02T00:00:00Z
Pamong membawa tenong-tenong. Foto : Doni William
"Wilujeng rawuh teng adicara Mapag Sri Desa Tugu Tahun 2022" (selamat datang di acara Mapag Sri Desa Tugu Tahun 2022). Demikian spanduk terpajang menyapa para pengunjung yang hadir menyaksikan ritual pesta panen tersebut.

Padi bagi masyarakat desa di Indramayu bukan sekedar komoditas pangan belaka, tetapi simbol perlawanan. Sebuah protes melawan laju industrialisasi dan konflik-konflik agraria yang sering memakan korban. Dari hilangnya ladang penghasilan hingga nyawa sebagai tumbalnya.

Walaupun data bicara lain, pertanian bukan sokoguru ekonomi lagi di kota lumbung padi nasional terbesar itu. Mengutip data BPS, pertanian menyumbang sekitar 20% PDRB Indramayu. Seringkali saat panen raya, pemerintah malah mengimpor beras. Harga padi pun anjlok. Tetapi, petani di Indramayu tidak kapok-kapok.

Simbol-simbol perlawanan itu terlihat dari berbagai ritual adat yang masih dirayakan oleh petani-petani Indramayu. Mulai Sedekah Bumi, Ngarot, Mapag Tamba dan Mapag Sri masih dipertahankan. Lewat tradisi-tradisi inilah generasi penerus diingatkan jangan meninggalkan budaya agraris.
Demikian juga bagi warga Desa Tugu, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. Mapag Sri adalah lambang kehidupan. Saat panen tiba, semua warga bersukacita. Empat bulan lamanya menunggu. Berpeluh keringat, mem-bobok celengan demi menyambung hidup dan berdoa sepanjang malam supaya bisa panen raya.

Menjelang hari raya tani itu, wajah Desa Tugu bersolek. Tenda-tenda dipasang. Pedagang-pedagang membuka lapaknya. Seniman-seniman dipanggil untuk meramaikan. Pemerintah Desa melarang warganya beraktivitas di sawah selama sehari. Bagi warga Tugu, hari Rabu adalah hari libur bekerja untuk merayakan Mapag Sri.

Sebagai gambaran sakralnya tradisi ini. Telah disiapkan sembelihan, seekor kerbau atau sapi dan berkarung-karung beras. Tenong-tenong (tempat makanan besar) dibersihkan, diisi nasi kuning, lauk pauk, aneka sayur mayur dan buah-buahan. Tak lupa, warga ikut urunan. Mengirim tumpeng-tumpeng untuk dibacakan doa-doa oleh Lebe (pemangku adat).

Setelahnya, warga dipersilakan menyaksikan hiburan seni tradisional. Macam wayang kulit, wayang golek, sandiwara maupun tarling. Sepanjang hari semalam suntuk. Rasa lelah dan pegal sisa-sisa kemaren dibayar dengan bersantai ria pada hari itu.

Suara gamelan bertalu-talu dari kejauhan. Seorang pengunjung berceloteh. Bersyukur adalah satu cara melipatgandakan rezeki sang Pencipta. (Meneer Pangky/RS)***
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mapag Sri : Tradisi Syukur Panen Padi Masyarakat Indramayu

Trending Now