Wanita mana yang mau dimadu? Begitulah pesan lagu rebutan lanang yang dikarang oleh Wadi Oon itu. Yang sudah ditonton lebih dari 18 juta kali itu.
Mengutip penelitian Soekarba dan Embun pada tahun 2011 yang membagi tiga tema besar dalam lirik-lirik lagu tarling. Lagu di atas masuk dalam tema tragedi cinta dan rumah tangga.
Sebutlah Si Dadap sudah punya istri. Dia ini model lelaki pembosan. Mudah tergoda perempuan bahenol bin cantik. Mata lelakinya nggak bisa dikandang kalo lihat yang bening-bening.
Padahal istri di rumah kurang apa. Masih cantik, masih seksi, masih setia dan menemaninya dari mulai nol, seperti ucapan operator POM bensin.
Mungkin bagi Si Dadap, istrinya sudah nggak fresh lagi. Kelamaan di dalam kulkas. Tak lagi menarik dan menggoda.
Beberapa waktu kemudian dia kenalan dengan Si Waru. Daun muda yang sinyalnya masih kenceng. Ibarat kerupuk Si Waru ini lebih gurih dan renyah.
Si Waru tahu pacar barunya itu bukan jaka mleka. Si Dadap itu laki orang. Berhubung sudah kadung cinta dan Si Dadap sering nginfus ATM rekeningnya. Pintu hati yang dikunci terbuka juga untuk Si Dadap bertamu.
Sudah berbulan-bulan mereka mengumbar kemesraan dan mengukir kenangan. Si Dadap mantap ingin menikahi Si Waru. Dia hendak wayuan, dimadu.
Harapan segera menjadi kenyataan. Si Waru mau dikawin. Sayangnya, Si Waru cukup cerdas. Ia pun mengajukan syarat. Ia acapkali mendengar derita kisah-kisah wanita yang dimadu.
Si Waru memintanya untuk menceraikan istri. Si Dadap langsung pusing tujuh putaran lapangan bola. Harta benda tidak bisa dijadikan urup-urup Si Waru siap dimadu.
Rupa-rupanya Si Waru ini punya konsultan soal cinta bercinta. Resep otentik yang membuat Si Dadap maju mundur kena. Begitu Si Dadap bercerai dengan istrinya. Si Waru siap menampung duda anyar masuk ke dalam sarungnya.
Akhir cerita, silakan pendengar musik tarling simpulkan sendiri. Apakah Si Dadap jadi menduda. Atau malah Si Waru yang kalah rebutan lanang dengan istri pertamanya. (Meneer Pangky/RS)***
Sudah berbulan-bulan mereka mengumbar kemesraan dan mengukir kenangan. Si Dadap mantap ingin menikahi Si Waru. Dia hendak wayuan, dimadu.
Harapan segera menjadi kenyataan. Si Waru mau dikawin. Sayangnya, Si Waru cukup cerdas. Ia pun mengajukan syarat. Ia acapkali mendengar derita kisah-kisah wanita yang dimadu.
Si Waru memintanya untuk menceraikan istri. Si Dadap langsung pusing tujuh putaran lapangan bola. Harta benda tidak bisa dijadikan urup-urup Si Waru siap dimadu.
Rupa-rupanya Si Waru ini punya konsultan soal cinta bercinta. Resep otentik yang membuat Si Dadap maju mundur kena. Begitu Si Dadap bercerai dengan istrinya. Si Waru siap menampung duda anyar masuk ke dalam sarungnya.
Akhir cerita, silakan pendengar musik tarling simpulkan sendiri. Apakah Si Dadap jadi menduda. Atau malah Si Waru yang kalah rebutan lanang dengan istri pertamanya. (Meneer Pangky/RS)***