Ranggonseni.com - Menjadi aktor teater sandiwara adalah cita-cita terbesar bagi seorang Udin Taufik, seorang seniman muda asal Desa Karangkendal - Kapetakan Cirebon.
Ketertarikannya dalam dunia seni tak pernah ia tinggalkan. Sekedar agar dapurnya ngebul, ia tak gengsi banting setir menjadi pedagang mainan keliling saat sepi job manggung.
Pria kelahiran 05 Februari 1982 mulai terjun menjadi seniman pada tahun 1999, yaitu menjadi pemain tamborin di Orkes Farisa atau lebih dikenal dengan grup Ira Pesona dari Desa Grogol Kapetakan - Cirebon.
Selama bergabung bersama grup orkes, ia manfaatkan untuk mengembangkan skill musisi. Dari tamborin hingga drum pernah ia pegang. Waktu itu ia dibayar sebesar Rp. 5000,- selama tiga tahun.
Ketertarikannya dalam dunia seni tak pernah ia tinggalkan. Sekedar agar dapurnya ngebul, ia tak gengsi banting setir menjadi pedagang mainan keliling saat sepi job manggung.
Pria kelahiran 05 Februari 1982 mulai terjun menjadi seniman pada tahun 1999, yaitu menjadi pemain tamborin di Orkes Farisa atau lebih dikenal dengan grup Ira Pesona dari Desa Grogol Kapetakan - Cirebon.
Selama bergabung bersama grup orkes, ia manfaatkan untuk mengembangkan skill musisi. Dari tamborin hingga drum pernah ia pegang. Waktu itu ia dibayar sebesar Rp. 5000,- selama tiga tahun.
Lantaran tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia sempat vakum dari dunia hiburan dan meneruskan usaha orangtua sebagai pedagang mainan keliling.
Namun jiwa seninya meronta-ronta, suatu waktu ia berdagang di acara hajatan yang hiburannya sandiwara. Ia pun antusias dan tertarik untuk menjadi dalang teater rakyat tersebut.
Pria dua anak ini, mengawali karir di sandiwara sebagai kru peralatan Sandiwara Jaya Baya dari Kertasura - Kapetakan Cirebon pada tahun 2003. Pekerjaan ini berlanjut hingga tahun 2010 sebagai usaha sambilan di Sandiwara Indra Putra.
Dari Indra Putra lah, kemudian ia mulai belajar bagaimana menjadi seorang aktor sandiwara. Belajar mimik, intonasi dan make over dari senior-seniornya.
Pria dua anak ini, mengawali karir di sandiwara sebagai kru peralatan Sandiwara Jaya Baya dari Kertasura - Kapetakan Cirebon pada tahun 2003. Pekerjaan ini berlanjut hingga tahun 2010 sebagai usaha sambilan di Sandiwara Indra Putra.
Dari Indra Putra lah, kemudian ia mulai belajar bagaimana menjadi seorang aktor sandiwara. Belajar mimik, intonasi dan make over dari senior-seniornya.
Setelah dirasa sudah mumpuni, kemudian ia ikut bergabung bersama Sandiwara Jaya Kusuma, dari Desa Pelayangan - Gebang Cirebon dengan berperan menjadi seorang prawira prajurit.
Sudah saban grup sandiwara ia sempat jajaki, dari Jaya Kusuma, Jaya Baya, Darma Samudra, Panca Indra, Indra Sakti, Yudha Putra, Candra Sari, Candra Kirana, Prabu Erlangga, hingga sekarang di grup sandiwara Perunggu Kembar.
Aktor yang bertempat tingggal di desa Palir - Tengah Tani Cirebon dan punya hobi silaturahmi ini, mempunyai tekad yang bulat untuk mendedikasikan seluruh hidupnya di dunia teater, karena ia merasa inilah dirinya yang sejati.
"Dunia teater adalah kesejatian hidup saya, makanya saya ingin mendedikasikannya selama akhir hayat saya, mungkin sudah takdir tuhan saya dikasih peran di dunia ini sebagai seniman, dan saya juga akan terus belajar dan belajar untuk menjadi seorang aktor yang profesional,dan untuk para generasi muda saya berpesan jangan takut menghadapi proses kehidupan sampai kita menemukan siapa diri kita sebenarnya dan berperan sebagai apa, seperti saya ini dari mulai menjadi pedagang, musisi, peralatan, dan sekarang menjadi aktor teater, dan alhamdullah saya syukuri dan nikmati", pungkasnya mengakhiri wawancara. (Munawir Sazali/RS)***
"Dunia teater adalah kesejatian hidup saya, makanya saya ingin mendedikasikannya selama akhir hayat saya, mungkin sudah takdir tuhan saya dikasih peran di dunia ini sebagai seniman, dan saya juga akan terus belajar dan belajar untuk menjadi seorang aktor yang profesional,dan untuk para generasi muda saya berpesan jangan takut menghadapi proses kehidupan sampai kita menemukan siapa diri kita sebenarnya dan berperan sebagai apa, seperti saya ini dari mulai menjadi pedagang, musisi, peralatan, dan sekarang menjadi aktor teater, dan alhamdullah saya syukuri dan nikmati", pungkasnya mengakhiri wawancara. (Munawir Sazali/RS)***