Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Tasam Melodis berharap kepada Sanggar Kedung Penjalin bisa melestarikan Musik Tarling

Sabtu, Juli 10, 2021 | 00:26 WIB Last Updated 2021-07-09T17:51:30Z
Ranggonseni.com - Meskipun usianya sudah tua, namun soal semangat dalam memainkan gitar dengan nada-nada tarling klasik, tak ada kata meragukan bagi seorang Tasam alias Bapa Cang, sapaan akrabnya.

Sejak usia 10 tahun, Bapa Cang sudah belajar gitar dan mulai menyukai jenis musik tarling, berawal ketika ia sering mendengarkan musik tarling klasik, yang pada waktu itu memang jadi tren musik yang disukai masyarakat pesisir pantura Jabar.

Lantunan melodi tarling klasik yang berpadu dengan suara gamelan dan suling terdengar syahdu dan merdu membuat bapa Cang jatuh hati. Ia pun terpikat untuk mempelajari genre musik tersebut.

Belajar otodidak selama 7 tahun, Bapa Cang pun mulai menguasai nada-nada tarling kalsik, dan mulai memberanikan diri ikut rombongan dombret di Karawang pada waktu itu.

Bapa Cang merupakan generasi kedua dari Mama Soegra, sang pencipta nada-nada tarling. Ia pun sampai sekarang masih konsisten memperjuangkan genre musik tersebut.

Meskipun generasi muda saat ini, sudah tidak lagi munyukai jenis musik tarling klasik namun Bapa Cang tidak berputus asa, ingin tetap terus menumbuhkan serta meregenerasi musik tarling klasik agar tetap lestari.

Pria tua kelahiran Karawang 1 April 1951 ini, merupakan musisi tarling klasik legendaris yang sudah malang-melintang selama 40 tahun, dari mulai ikut grup sintren, dombret, jaran lumping bahkan pernah 25 tahun ikut grup tarling Duniawati dari Celeng Lohbener - Indramayu.

Seperti diketahui, bahwa musik tarling adalah musik yang mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean Indramayu, berhasil diciptakan oleh Soegra dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis. 

Kala itu, anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu menerimanya sebagai suatu gaya hidup, tren yang disukai dan populer ditempat tongkrongan pemuda pada saat itu.

Meski sekarang sudah tidak lagi digandrungi, namun upaya untuk melastrikan musik tarling masih terus dilakukan, seperti yang sedang dikembangkan oleh Sanggar Kedung Penjalin dalam mencetak Jayana-Jayana baru.

Disela kegiatan sehari-harinya, Bapa Cang sekarang sedang rutin mendidik anak-anak Sanggar Kedung Penjalin setiap malam Selasa dan malam Rabu.

Ketika Kru Ranggonseni.com menemuinya dan mewawancari beliau, di Sanggar Kedung Penjalin Desa Tugu Sliyeg Indramayu, Bapa Cang berharap agar kelak ada yang mau meneruskan genre musik tarling klasik.

"Saya berharap kepada mereka anak-anak Sanggar Kedung Penjalin, agar terus mau belajar musik tarling klasik supaya tidak sampe hilang tergerus jaman, semoga ilmu yang saya ajarkan kepada anak anak sanggar ini bisa bermanfaat buat mereka, serta upaya saya dalam meregenerasi penerus tarling klasik bisa terlaksana", ungkapnya mengakhiri liputan. (Munawir Sazali / RS)***
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tasam Melodis berharap kepada Sanggar Kedung Penjalin bisa melestarikan Musik Tarling

Trending Now