Ranggonseni.com - Menyanyi merupakan bakat alami yang dimilikinya, itulah yang menjadi dasar bagi seorang Dadang Anesa untuk memilih jalan hidupnya, terjun di dunia tarik suara.
Selain menyanyi, wanita yang punya hobi memasak ini mengatakan ia mulai belajar menyanyi saat masih belia sekitar tahun 1980-an. Seiring waktu Dadang Anesa makin matang kemampuannya sebagai biduan profesional.
Ia memiliki darah seni dari ayahnya. Warisan seni itu mengalir ke dalam dirinya bahkan sampai kepada cucu-cucunya. Ayahnya merupakan panjak (red : musisi) sandiwara, seni teater rakyat di Indramayu.
Putra Dadang Anesa dengan Kadiyah, Didit Natajaya, juga terjun di dunia seni sebagai pencipta lagu. Sedangkan putrinya, Nesa Natajaya mencoba peruntungan dengan terjun dunia tarik suara.
Ibu dua anak ini mengawali karir dengan ikut grup jaran lumping, lalu grup genjring Lilis Kasiri. Kemudian tahun 1986 ia diajak untuk ikut bermain di grup sandiwara pamannya. Terakhir ia bergabung dengan grup Sandiwara Lingga Buana pada tahun 2004.
Selain seni pertunjukan, pada tahun 2009 Dadang Anesa masuk dapur rekaman bersama lebel MTR Record. Ia menelurkan album surat biru bersama Dody S. Namanya makin berkibar dalam dunia musik tarling pantura.
Perempuan kelahiran 1975 ini selain album surat biru, juga mengeluarkan album-album lainnya. Seperti, Bisikan Cinta, Disortir Cinta, Cinta Bli Pasti, Lelengesan, Ketanceb Eri, Selir Cinta, Selingkuh Cinta, Cinta Diiris-iris, Tulisan Merah, Larane Cinta, Nasibe Jabang, Remekan Beling dan sekarang tahun 2021 single Megot Demen.
Setelah banting setir dalam dunia tarik suara, artis asal Desa Sukamelang Blok Kemped, Kandanghaur - Indramayu ini balik lagi ke dunia teater rakyat dengan bergabung bersama sandiwara Gelora Buana dari Desa Tambi - Sliyeg Indramayu yang dipimpin Subrata.