Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Sanggar Kedung Penjalin Kembangkan Permainan Tradisional 'Sampyong'

Sabtu, Juli 03, 2021 | 02:42 WIB Last Updated 2021-07-02T19:42:31Z
Anak-anak Sanggar Kedung Penjalin ikut menampilkan Sampyong
Ranggonseni.com - Permainan tradisional Sampyong adalah salah satu bagian dari ragam kebudayaan yang tumbuh di Indonesia, khususnya Indramayu.

Sebelum gempuran perkembangan teknologi muncul, aneka permainan tradisional sempat mewarnai kehidupan anak-anak nusantara.

Beberapa di antaranya dikenal luas di berbagai daerah, seperti petak umpet, pata brontak, sodoran, kelereng, lompat karet, serta bentengan. Tak terkecuali permainan stick fighting atau lebih dikenal dengan sampyong.

Namun itu nyatanya hanya segelintir dari ribuan permainan yang tersebar di Indonesia, banyak upaya generasi muda sekarang yang mengembangkan permainan-permainan tradisional seperti yang sedang dikembangkan oleh salah satu sanggar di Indramayu.

"Alhamdulillah kini sanggar kami sedang mengembangkan permainan tradisional yakni permainan Sampyong dan cukup mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak baik dari pemerintah serta dari masyarakat Desa Tugu Sliyeg Indramayu", ungkap Pidri Agrianto, selaku ketua Sanggar Kedung Penjalin.


Masih menurut Pidri permainan tradisional sekitar 2.600 yang ada di Indonesia, permainan tradisional juga sering dijadikan ajang perlombaan ketika momen perayaan kemerdekaan Indonesia.

Pidri menyebut bahwa permainan tradisional hakikatnya tercipta sebagai hasil kebudayaan dari masyarakat setempat, bukan bawaan bangsa asing yang sering dikira sebagian pihak.

"Merujuk teori sejarawan Belanda, Johan Huizinga dalam bukunya Homo Ludens (1938), permainan tradisional adalah puncak dari segala hasil kebudayaan, jadi asal-usul perwujudan kebudayaan itu dari permainan tradisional, dari permainan ada pada konsep bermain di anak-anak itu sendiri. Anak-anak memiliki konteks bermain, orang dewasa memiliki konteks bermain, kemudian jadilah budaya-budaya itu muncul", sambung Pidri Agrianto saat berbincang dengan Kru Ranggon Seni di Sanggar Kedung Penjalin.

Bila kini permainan tradisional Sampyong dinilai hanya soal menang atau kalah dan mengisi waktu luang, Pidri mengatakan di masa lalu permainan tradisional Sampyong juga bisa dianggap sebagai persembahan, pengabdian untuk negerinya, serta cara untuk menempa keprajuritan.

"Asal-usul permainan tradisional di Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada dalam berbagai naskah-naskah kuno abad ke-15, naskah saweka darma Sanghyang Siksa Kandang Karesian", Pidri menambahkan.

Dalam upaya mengembangkan permainan tadisional masih banyak ditemukan kendala soal keberminatan generasi namun hal itu dijadikan semangat bagi seorang Pidri untuk terus mengembangkan permainan warisan nenek moyang.

"Kami terus berupaya sekuat mungkin untuk menarik minat generasi muda agar terus melestarikan permainan sampyong, harapannya semoga permainan sampyong ini masuk dalam ajang olimpiade dengan katagori permainan olahraga tradisional", pungkasnya. (Munawir Sazali/RS)***
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sanggar Kedung Penjalin Kembangkan Permainan Tradisional 'Sampyong'

Trending Now