 |
| Pertunjukan Tarling Nada Budaya 1976. Arsip Ikin Sadikin. |
Ranggonseni.com - Musik tarling kehilangan sosok penyanyi legendaris yang karyanya akan terus dikenang. Sunarto Marta Atmadja, menghembuskan napas terakhir di usia yang ke 75 tahun pada Sabtu malam pukul 21.15 WIB 5 Januari 2019 lalu di rumahnya di Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.
Dilansir dari pikiranrakyat.com, setelah sempat disemayamkan semalaman, jenasah almarhum yang lebih dikenal dengan Kang Ato, dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di kampung halamannya di komplek pemakaman keluarga besar Marta Atmaja di Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan.
Kang Ato yang diakhir hidupnya menderita penyakit gula (diabetes) dan paru-paru, meninggalkan enam orang anak dari istri, Mimi Yayah Darsiyah, asal Lombang, Juntinyuat, Indramayu yang dinikahi setelah sempat menjadi pesinden di grup musiknya “Nada Budaya” di era kejayaannya di tahun 1970an.
“Bapak sakit diabet dan paru. Dimakamkan di kompleks makam keluarga,” tutur Feri Amarta, putri bungsu Kang Ato.
Keluarga, kerabat, tetangga dan sahabat mengantarkan prosesi pemakamannya yang sederhana mengiringi kepergian terakhir Kang Ato. Tak ada untaian bunga atau ucapan duka cita dari banyak pihak. Jika dibandingkan dengan kematian seseorang yang dianggap berjasa besar selama hidupnya.
Sementara itu seniman muda dari Indramayu, Munawir Sazali mengenang sosok Kang Ato sebagai penyanyi tarling yang nyaris tak bisa tergantikan. Karakter suaranya sangat khas saat membawa lagu-lagu tarling. Itu membekas di benak pendengar Ciayumajakuning.
"Kang Ato seolah tak tergantikan. Belum ada satu penyanyi tarling yang karakter suaranya hampir sama. Karena itu dia selalu menyebut dirinya murid Kang Ato," ucapnya.
Selama kariernya, Kang Ato dikenal sebagai penyanyi tarling papan atas yang lagu-lagunya populer hingga saat ini, seperti "Gandrung Kapilayu", "Aja Dumeh", "Koplak Pindo" dan beberapa judul lagu lainnya. (Redaksi/RS)***
